November 14, 2011

YAY!

(Post ini baru saja ditemukan di draft. Kenapa? Saat itu aku malu mau nge-post ini. Tapi buat apa malu ya :D. Yaudahlah ini cuma untuk dikenang kok)

20 Februari 2011
Ini indah. Hari ini. Aku serius.
Setelah 32 hari menunggu kamu pulang meluangkan sedikit waktumu untukku, akhirnya kamu datang ke UI menjemputku. Kamu datang sekitar pukul 3 sore. Kamu menungguku di halte depan balairung UI karena kamu turun di stasiun PoCin karena lupa turun di Stasiun UI. 10-15 menit kemudian aku datang tergesa-gesa dari kosanku di sekitar PoCin juga. Salahku, yang menjanjikanmu waktu 5 menit untukku datang menemuimu. Sempat bertemu Handi, teman kita.


Menunggu bis ungu bernama tenar Deborah, di depan Gunadarma, tepatnya di belakang kios batagor tetapi aku hanya minum teh kotak. Tujuan kita ke Citos, karena menurutku itu yang paling mudah dijangkau. Lagipula, aku suka Citos. Banyak kafe untuk kita duduk-duduk dan membicarakan semuanya. Satu Deborah lewat, Satu Deborah lagi lewat. Deborah ketiga yang kami naiki. Dalam Deborah, kami duduk di tempat yang berlainan. Kamu di bangku paling belakang sedangkan aku di dekat pintu di sebelah pemuda kribo. Karena kesalahanku, kita turun agak jauh dari Citos.

Di Citos, kita ke mushola. Kamu shalat, aku enggak. Lalu kita ke ATM Mandiri. Tapi tombol angka di mesin ATM itu malah membuat masalah. Tombol angka itu agak susah ditekan. Sekalinya ditekan yang keluar justru dobel. 3x ’kesalahan’  kombinasi angka PIN, kartu debit kamu diblokir. Kita tidak punya uang tunai. Gantian, aku yang mengambil uang dari ATM, beruntungnya aku dapat meisn yang tidak rusak.
Bingung memilih tempat, ujung-ujungnya aku memutuskan makan di Chatterbox. Dari sekian banyak kafe di sana, yang paling familiar dan sepi adalah kafe itu. Lalu o-oh. Harganya juga familiar untuk ukuran kafe seperti itu. Tapi bukan itu yang membuatku hanya memesan es kacang. Aku memang sedang mual, gastritis kambuh. Malas makan berat. Di sana, kita duduk berhadapan. Kita bercerita tentang semuanya. Mulai dari yang menye hingga serius. Mulai dari masa lalu hingga masa depan.

Pukul 18.15, kita keluar dari Chatterbox. Berjalan-jalan lagi tanpa arah. Ke 21, tidak sedang dalam mood menonton bioskop. Lalu mengitari lantai 2, di deretan kafe itu kamu memintaku memegang tanganmu. Katamu, ’biar kaya orang pacaran’. Hahahaha. Sepanjang jalan kita bergandengan. Kemudian kita ke toko buku aksara. Kamu belum pernah kan? Banyak buku-buku impor yang kamu suka di sana. Suatu hari nanti, kamu berjanji akan balik lagi untuk membeli beberapa buku diantaranya. Begitupun aku. Keluar dari aksara, menuju mushola di lantai dasar.

Ke mushola lagi untuk shalat Maghrib. Saat menunggu kamu shalat itu, aku merasa kepalaku pusing. Darah rendahku kumat. Rasanya mau pingsan. Aku minta kamu untuk hanya duduk di suatu tempat. Kamu maunya makan sesuatu yang dingin. Pilihan kita jatuh pada J.Co. Aku bisa duduk sementara kamu bisa makan J.Cool. Aku suka J.Cool. Jadi aku memesan satu J.Cool ukuran Couple dan kamu ukuran Single. Iya, aku cukup tahu kamu tidak begitu suka dengan yoghurt. Kita mengobrol lagi. Aku memintamu berjanji sesuatu untuk kelangsungan hubungan kita. Kamu mau berjanji, aku mau bukti.

Kita pulang naik taksi Blue Bird. Itu syarat dari Mama karena beliau takut aku diculik. Lagipula, sesekali bermalam minggu hedonis seperti ini sangatlah jarang. Kamu turun di stasiun Bekasi karena kamu menitipkan motormu di sana dan aku naik taksi hingga rumah.

Aku sayang kamu.




(Lucu aja inget jaman-jaman awal begini. Ini romantis loh)

No comments:

Post a Comment

ANY COMMENT?