Dalam sehari, setiapmanusia diberikan 24 jam, tidak kursng dan tidak lebihh, sama rata siapapun ia. Yang membedakan produktivitas satu orang dengan lainnya adalah bagaimana caranya mengatur waktu. Bagaimana menggunakan 24 jam itu dengan seluruh kegiatannya, mulai dari aktivitasnya rutin, kebutuhan diri seperti mandi, makan, dan ibadahnya kepada Tuhan. Beberapa sumber membagi waktu ke dalam tiga bagian: untuk bekerja, belajar, dan ibadah yang masing-masing mendapat jatah waktu sama rata yaitu 8 jam. Beberapa sumber lainnya mengusahakan pengaturan waktunya dengan membuat prioritas pengerjaan pada esok hari.
Apapun caranya, kalimat 'mengatur waktu' tidak sama dengan 'mengatur lalu lintas' di mana dapat mengontrol berjalan dan berhentinya lalu lintas kendaraan. Yang dapat kitalakukan adalah mengatur diri kita sendiri terhadap waktu yang ada. Konsepterhadap waktudiperkukan untukmenegaskan diri agarselalu dapatmengatur diri terhadap waktu. Saya mendapatkan konsep waktu yang palingmendasar, yaitu melalui kitab suci agama yang sayayakini.
Konsep ini mengalir dari kitab suci dan perkataan Nabi maka saya anggap, konsep ini memang merupakan dasar dari pengaturan waktu.
tunya dengan
'Demi Masa'
Surat Al-Asr, suratke 103 dalam Al-Qur'an, memiliki 3 ayat. Sedikitnya ayat dalam surat ini membuat suratini terkenal dalam hafalan surat shalat. Terlebih lagi, Opick memperdengarkan arti dari surat ini dengan cara yang mudah diingat, lagu. Selain kedu haldtersebut, surat inimemiliki arti yang sangat penting: mengatur waktu.
Demi masa.
Kaum Aarab saat itu benar-benar mengagung-agungkan waktu. Mereka menyatakan waktu sebagai penyebab hilangnya kekuatan mereka yang saat itu merupakan kebanggan mereka. Namun mereka sendiri tidak mamu menghindari berjalannya waktu hingga mereka kebanggaan mereka diambil.. Maka, kalimat pembukasurat ini akan memusatkan perhatian Kaum Arab, yang saat diturunkannya surat, ditujukan untuk mereka, namun, sama seeorrti surat lainnya dalam kitab suci, tafsirnya tetap dapat digunakan hingga kini. Kita dapat meraskana bagaimana kita memuja, mengutuk, menyia-nyiakan, menghargai, dan berlomba-lomba mengejar waktu, atas nama produktivitas. Iita menyaari bagaimana rasanya kehilangan waktu. Seorang pelari tentu akan sangat kecewa ketika kalah cepat seppersekian detik dengan pelar lainnya. Bagaimana seorang wisudawan kehilangan waktu satu tahunnya mengulang skripsi yang dibuatnya. Bagaimana seorang anak kehilangan orang tuanya saat terlambat satu detik. Memuja waktu secara tidak sadar nyatanya sering kita lakukan.
Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian.
Ada petuah yang mengatakan bahwa hidup kita sesungguhnya untuk menunggu kematian. Agama mendefinisikan tujuan hijdup yaitu untuk beribadah, baik ibadah langsung ke Uhan maupun tidak langsung aau bermanfaat untuk sebanyak-banyaknya orang. Bahkan ada ang bilang bahwa hidup adalah untuk menikmati hidup karena hidup dipandang sebagai karunia. Untuk itulah kita beraktivitas. Bila tidak ada motif-motif tadi, kita kembali dalam keadaan paling umum: tidak ada ativitas yang berarti kita benar-benar merugi tidak menggunakan hidup sebaik-baiknya. Maka, beraktivitas berarti mempergunakan waktu. Bagaimana caranya menggunakan waktu untuk mencapai ketigamotif iu.
Kecualibagi mereka yang beriman.
Kitab suci memberikan harapan: jikapun apa yang kita kerjakan tidak menghasilkan apapun, setidaknya kita masih memiliki iman. Faith, kepercayaan. Segala perbuatan dengan niat yang baik akan menghasilkan cara yang baik dan tentunya hasil yang baik. Adanya kepercayaan pada Tuhan mendorong setiap manusia untuk selalu mendasarkan p erbuatannya pada Tuhan. Jika kita mengajar atas nama Tuhan, iita senantiasa menyandarkan diri pada Tuhan, segala tingkh laku mengajar adalah untuk Tuhan sehingga kita senang menjalaninya. Maka kalaupun mengajarnya tidak membuat muridnya meraih peringkat 1, setidaknya muridnya menjadi lebih mengerti akan materi.
Iman pun yang terus menjaga setiap manusia untuk berani berharap. Harapan tentu akan melahirkan perbuatan untuk mnecapai harapan itu.
Dan bagi mereka yang bersabar.
Mnegjar harapan merupakan usaha. Kesulitan selalu berbanding lurus dengan hasil yang akan diperoleh. Petuah-petuah untuk jangan menyerah merupakan intisari dari firman ini. Kesabaran akan membuahkan hasil pada waktunya. Jangan menyerah untuk setiap kesulitan dalam aktivitas apapun.
Namun, kesabaran ini seringkali holang ketika dihadapkan pada banyaknya aktvitas lain yang harus dikerjakan. Satu aktivitas yang berjalan tidak sesuai dengan harapan membuat kita harus memilih: mau dilanjutkan atau tidak. Jika dilanjutkan, harus siap dengan konsekuensi adanya waktu yang digunakan untuk mengerjakannya. Artinya, kita yang harus mengatur ulang waktu.
Maka, nasehat-menasehatilah kamu dalam kebaikan, dan nasehat-menasehatilah kamu dalam kesabaran.
Setiap manusia memang membutuhkan manusia lainnya untuk snenatiasa mengingatkan kita akan waktu. Mengingat waktu adalah hal yang paling penting, yang emnentukkan seberapa berartinya kita dan tentunya sebeerapa beruntung kita selama hidup.
LIMA PERKARA
Kabarnya (entah sumber mana yang sahih), Nabi Muhammad Saw. bersabda:
Ingat lima perkara sebelum lima perkara.
- muda sebelum tua
- sehat sebelum sakit
- kaya sebelum miskin
- lapang sebelum sempit
- hidup sebelum mati
Hadist ini menegaskan dua prinsip: urgensi terhadap kehidupan dan rasa syukur kepada Tuhan.
Semua yang diciptakan Tuhan memiliki masa berakhir, termasuk waktu. Betapa cepat waktu berputar. Setiap detik yang terlewat merupakan detik yang mengantar kita lebih dekat kepada akhir hidup. Kita harus cepat untuk melakukan apapun yang kita inginnlakukan, mengusahakan harapan agar jadi kenyataan, berbuat sesuatu. Selagi kita belum kehilangan energi saat tua nanti, selagi badan tak berdaya untuk mengejar cita-cita, selagi uang masih ada, selagi masih belum lebih sibuk lagi, dan selagi kita masih diberi nyawa. Gunakan setiap kesempatan yang ada sebelum ssemuanya terlambat. Penyesalan hanya akan membuat kita tidak produktif.
Kedua, rasa syukur. Masing-masing dari 5 perkara itu adalah hal-hal yang paling esensial: masa muda, kesehatan, kekayaan, waktu lapang, dan hidup. Ketika salah satu saja tidak ada, maka tentu waktu kita akan terbuang. Ketika semuanya tersedia, maka itulah rezeki terbesar karena kita dapat melakukan apapun. Tuhan bahkan berjanji akan meipatgandakan hal-hal ini jika kita terus bersyukur. Namun Tuhan mendefinisikan rasa syukur ini sebagai usaha kita untuk mempergunakan satu atau kelima hal untuk hal-hal yang berguna. Lagi-lagi, inilah tujuan kita beraktivitas. Bagaimana cara berterima kasihnya? Gunakan masa muda untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya, ketika energi masih sanggup untuk mkesana kemari mencari ilmu. Jaga kesehatan untuk semakin produktif, karena ketika sakit banyak hal yang akan terganggun. Gunakan uang yang dimiki untuk bersedekah, maksimalkan waktu yang ada sebelum menjadi lebih sibuk lagi dan seluruh aktivitas bertumpuk, dan gmanfaatkan nyawa yang masih dimberikan sebelum meninggal dunia tanpa menajdi bermafaat untuk sebanyak-banyaknya manusia.
Waktu tidak dapat kembali. Sebaik-baiknya kita adalah yang dapat mengatur diri sendiri dalam mempergunakan waktu. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang beruntung.
Terjemahan bebas, mengambil intisari dari tulisan Tushar Bhuiya pada November 2012
http://productivemuslim.com/the-concept-of-time-from-our-scholars-part-3-on-series-on-time/, http://productivemuslim.com/the-concept-of-time-in-hadith-part-2-of-series-on-time/, http://productivemuslim.com/the-concept-of-time-in-the-quran/.
Terima kasih, Akhi.
No comments:
Post a Comment
ANY COMMENT?