Pana berarti
menerangi dan Kawan berarti teman.
Ini adalah istilah pewayangan untuk satu set
‘jelmaan’ dalam diri manusia, yang terdiri dari Semar, Gareng, Bagong, dan
Petruk. Masing-masing memiliki karakteristiknya. Sama seperti manusia.
Semar merupakan ‘raja’ dalam diri, yang memerintahkan untuk
selalu melakukan aktivitas sebagai ibadah kepada Tuhan. Jika di dalam hati
manusia ada Semar, manusia akan selalu mendasarkan segala kegiatannya sebagai
bentuk ibadahnya pada Tuhan. Sekecil apapun itu. Bernafas akan dianggap sebagai
berkah, hal-hal yang sulit akan dianggap sebagai tantangan untuk mendapatkan
segala yang lebih mudah, stand up comedy akan dianggap memberikan hiburan
bagi orang lain. Hidup manusia yang memiliki Semar di dalamnya akan terasa
lebih ringan dengan spiritual quotation
(SQ) yang tinggi. Ia senantiasa berbahagia dan juga bermanfaat bagi orang lain.
Gareng berasal dari kata Arab ghoiron yang berarti berbeda. Gareng mampu melihat segala sesuatu dari angle yang berbeda dari yang dilihat pandangan umum. Maka Gareng bisa menjadi lambang intelektualitas dari seorang manusia. Jika ia sedang kritis terhadap suatu hal, manusia itu berarti sedang meng-Gareng.
Petruk atau fatruk dalam bahasa Arab memiliki arti meninggalkan semuanya. Hal ini sesuai dengan watak Petruk yang meninggalkan kedukaan alias easy going. Ia sangat santai akan berbagai hal. Terlalu banyak Petruk dalam diri manusia memang akan mengakibatkan ia menjadi asosial karena jarang menganggap serius segala masalah. Namun Petruk bisa dijadikan watak ampuh untuk mengatasi masalah-masalah yang sedang meliputi. Manusia yang santai tentu akan lebih disukai dibandingkan manusia yang penuh kerumitan. Ya kan? Consider your step before leap merupakan penggambaran manusia dengan jiwa Petruk yang seimbang.
Bagong juga berasal dari bahasa Arab bagho berarti membantah. Manusia yang memiliki Bagong memiliki keinginan untuk memberontak akan sesuatu. Jangan dipandang sebagai sesuatu yang negatif dulu. Takaran Bagong yang pas di seorang manusia akan menjadikannya changemaker begitu melihat ketidakpasan di sekitarnya. Namun jika takaran Bagong berlebih, manusia itu tentu akan menjadi pemberontak yang merusak, seperti remaja-remaja pengguna narkoba itu.
Kapan menggunakan Gareng atau Petruk atau Bagong ini diatur oleh Semar. Semar harus bijak dalam menggunakan ketiga watak ini. Berlebihan di salah satu sisi akan mengakibatkan ketidakseimbangan karakter pada diri manusia yang bisa menimbulkan ketidakdamaian hati manusia itu sendiri. Perilaku buruk juga diakibatkan oleh gagalnya Panakawan ini. Jika seorang manusia mampu memunculkan Panakawan dalam dirinya, ia akan memiliki AQ-IQ-EQ-SQ yang tinggi sehingga budinya pun akan baik terjaga serta disenangi manusia lainnya.
No comments:
Post a Comment
ANY COMMENT?