July 09, 2012

Gizi untuk Anak SD

Pentingnya kesadaran pemenuhan gizi untuk siswa SD sudah harus digiatkan lagi. Tingginya permasalahan epidemic obesitas dini yang menjangkiti anak-anak usia sekolah menuntut orang tua untuk lebih memperhatikan asupan gizi yang diterima anaknya. Bukan hanya obesitas dini saja yang menggentayangi setiap anak, namun juga penyakit lain yang bersifat kronis. Di antaranya penyakit pertumbuhan seperti stunting (pendek), degradasi mental, atau kretinisme.
Gizi yang tidak seimbang akan menyebabkan berbagai masalah pertumbuhan karena siswa SD merupakan usia pra-pubertas, di mana usia ini menentukan kematangan sel-sel pertumbuhannya untuk pubertas nanti. Mudahnya, gizi yang diasup saat SD ini ditabung sedikit demi sedikit hingga mencapai jumlah tertentu agar anak bisa pubertas. Pubertas adalah tanda di mana organ-organ kelaminnya mengalami kematangan yang ditunjukkan dengan berbagai perubahan fisik tubuhnya. Misalnya, yang perempuan mulai timbul bulu ketiak atau yang laki-laki mulai tumbuh kumis tipis. Pertumbuhan fisik ini kemudian diikuti dengan pertumbuhan hormonal yang selanjutnya menyebabkan menstruasi bagi perempuan atau mimpi basah bagi laki-laki. Umur pubertas ini semakin rendah. Dulu, rata-rata umur 14 atau 15 (SMP/SMA) baru pubertas. Namun, makin ke sini, rata-rata umur pubertas bisa di umur 12 tahun (sekitar SD kelas 6). Hal ini menunjukkan adanya perubahan usia kematangan sel yang lebih cepat akibat gaya hidup. Walaupun begitu, idealnya tetap umur 13-16 tahun. Masa ini disebut dengan growth spurt, di mana merupakan puncaknya pertumbuhan. Dan di sinilah merupakan titik kritis dari gizi yang diasup. Ketidakseimbangan asupan gizi pada masa ini mengakibatkan pertumbuhan melambat sehingga rentan tubuh pendek, kurus atau malah obesitas, turunnya kemampuan mental, gangguan konsentrasi, atau bahkan anemia (kekurangan sel darah merah) yang secara langsung mengakibatkan lemah sehingga sangat mengganggu aktivitas anak. Maka, diperlukan asupan gizi yang baik dari mulai SD untuk menjamin kematangan sel-sel tubuh sehingga pubertas dalam waktu yang tepat dan growth spurt tadi tidak mengalami hambatan.


Maraknya penjualan makanan-makanan yang mengandung bahan pengawet membuat jumlah penyakit yang dapat diderita anak-anak SD meningkat tajam. Masalah gastroenteritis atau maag, konstipasi usus, hingga penyakit berat seperti kanker dapat dipicu oleh bahan-bahan pengawet ini. Gaya hidup anak-anak SD yang sering menonton TV dan main PS juga patut diwaspadai karena akan mengurangi waktu bermain di luar rumahnya. Bermain ini penting untuk memancing aktivitas fisik agar anak-anak terbiasa olah tubuh atau berolahraga sehingga massa otot dan kekebalan tubuh lebih kuat.
Pada dasarnya, menetapkan asupan gizi yang seimbang tidaklah sulit. Asas 4 Sehat 5 Sempurna kini digantikan dengan PUGS atau Pedoman Umum Gizi Seimbang yang telah diperkenalkan Depkes pada 2001 dan diperbaharui tahun 2004. Pada PUGS yang terbaru ini, Depkes menganjurkan 12 pedoman:
1. Makan aneka ragam makananMakanan yang beraneka ragam dapat melengkapi zat gizi yang tidak didapat dari makanan lainnya.
2.   Makan makanan untuk memenuhi kecukupan gizi yaitu berat badannya normal. Ini dapat diukur dengan menggunakan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT)
3.   Makan sumber karbohidrat. Maksimal asupan karbohidrat adalah 50-60% kebutuhan energy, atau sekitar 3-4 piring nasi. Lebih dari itu, protein, vitamin, dan mineral akan sulit dicerna sehingga gizi menjadi tidak seimbang.
4.   Batasi konsumsi lemak dan minyak. Konsumsi lemak baik untuk meningkatkan jumlah energi dan membantu penyerapan vitamin A, D, E, K (vitamin larut lemak).
5.    Gunakan garam beryodium untuk menghindari anak dari penyakit gondok. Terlalu banyak garam akan meningkatkan risiko penyakit darah tinggi.
6.  Makan sumber zat besi seperti sayuran hijau yang kaya serat. Hal ini penting untuk mencegah anak terkena anemia yang dapat menyebabkan lemah.
7. Berikan ASI pada bayi umur 0-6 bulan. Bayi yang tidak diberikan ASI akan terhambat pertumbuhannya saat anak-anak.
8. Biasakan sarapan untuk meningkatkan ketahanan fisik dan konsentrasi belajar. Sarapan bisa dengan susu, roti, atau sedikit nasi. Terlalu banyak sarapan justru bikin kenyang dan akhirnya mengantuk.
9.    Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
10. Minum air bersih. Minum minimal 2 liter atau 8 gelas setiap hari untuk mencegah tubuh kekurangan cairan. Minum hanya air yang layak minum yaitu tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna.
11.   Hindari minuman beralkohol. Termasuk untuk bapak-bapaknya, agar tidak dicontoh anaknya.
12.   Bacalah label makanan yang dikemas. Minimal, yang dibaca adalah masa kadaluarsanya. Jika sudah mengerti tentang pedoman gizinya, maka perhatikan tabel Informasi Gizi yang tersedia.
Dengan dana yang terbatas, tidak berarti tidak bisa memenuhi gizi anak. Sering-sering ajak anak berjalan kaki, main depan rumahnya, ketimbang nonton TV seharian, itu sudah sangat membantu. Masak-masakan yang banyak terbuat dari sayuran, terutama sayuran berwarna seperti bayam, wortel, kangkung; daging hanya sedikit saja; batasi konsumsi nasi, terkadang ganti dengan kentang atau ubi atau jagung agar gizi yang didapatkan juga beragam. Banyak minum air putih juga membantu anak untuk tidak banyak makan. Bawa bekal dari rumah agar anak tidak jajan sembarangan. Makan buah 2-3 porsi sehari untuk memenuhi vitaminnya. Semua saran di atas merupakan hal yang penting dan sebenarnya murah. Banyak fakta menyebutkan, pengeluaran untuk makan biasanya besar karena sedikitnya ragam makanan sehingga anak-anak memilih untuk jajan yang justru membuat pengeluaran bertambah banyak.

Yuk, biasakan hidup sehat mulai sekarang !


Materi Talkshow dari Annisa Cantika untuk Maritta C. Rastuti yang berbicara di Nutrition Heroes IFL pada Selasa, 9 Juli 2012.

No comments:

Post a Comment

ANY COMMENT?