January 17, 2012

Setahun Lalu

Lagi apa kita?
Cepet banget udah setahun. Dia udah pergi ya? Iya, dia udah pergi. Nggak tau di mana. Kamu mencarinya tapi nggak lewat media sosial yang kayanya cuma penuh sama pencitraan (bukan kamu kok, mayoritas aja sih). Kamu mencarinya lewat harapan-harapan yang kamnu dengungkan tiap tengah malam, kenangan yang udah lapuk, lewat Tuhan jika kamu sedang bisa bertemu-Nya.
Tahun lalu masih seneng-seneng aja di Dufan. Sama teman-temannya juga. Masih cie-ciean. Awal dari semuanya. Tuh kan, harusnya kamu nggak usah jawab 'iya' biar kamu masih bisa telpon-telponan tengah malem, cerita apapun, ketawa pada gurauannya. Nyesel? Enggak sama sekali. Harusnya dulu kamu jawab 'iya dengan syarat kita harus nikah'. Yakali.
Perjalanan sekian bulan udah cukup memberikan kebahagiaan yang optimal. Diam yang begitu sering menjadi pecutan untuk berani menunggu. Harapannya masih ada sampai sekarang. Mungkin kamu akan kembali dan jadi lebih perhatian. Pada akhirnya kamu sadar: kamu cuma perempuan yang juga butuh diperhatikan; meski terlihat kuat dan nggak pedulian.
Kamu sekarang sedih. Atas kenangan yang tertinggal, harapan yang kabur, ketakutan yang kerap terbit, kekecewaan yang dalam. Kamu cuma bisa lihat dari jauh, jauh banget sampai Bandung. Sama sekali nggak mencoba untuk menggapai. Kamu sudah sadar bahwa kamu bukanlah yang ia perjuangkan, kodrat cewek yang cuma bisa menunggu dan mempersiapkan masa depannya sendiri bagi suaminya kelak. Maka, kamu cuma sendu di pojok ruangan, meringkuk. Kamu berdiri di ujung jalan, menyandar pada lampu lalu lintas.

Maafkan diri kamu sendiri.
Itu air mata kamu, tolong dikeluarkan jika memang terasa sesak. Nggak apa-apa, nangis aja. 
Jangan mencari lagi, kamu sudah menemukannya kan?

No comments:

Post a Comment

ANY COMMENT?