November 26, 2011

Apresiasi


Sesuatu yang kamu perbuat nggak akan langsung diapresiasi siapapun. Tapi pasti akan diapresiasi. Tunggu sebentar lagi, kamu PASTI akan mendapatkan apresiasi itu. Kalau kamu merasa waktu ‘sebentar’ tadi itu udah cukup lama, itu baru ‘sebentar’ loh. Tunggu sedikit lagi ya. KAMU AKAN DIAPRESIASI. Tidakkah itu yang kamu ingin? Kamu cari itu kan?
Semua orang sangat pasti ingin diapresiasi. Yakin seyakin-yakinnya kita ini manusia yang penuh ego. Tapi juga manusia sosial. Makanya ego nggak pernah sampai pada maksimalnya kecuali kamu egois. Seminimal-minimalnya, kamu ingin ego itu tetap dipertahankan. Kamu butuh apresiasi dari SETIAP apa yang kamu lakukan.


Apresiasi, mungkin kedengarannya terlalu ‘wah’ dan mungkin banget kamu menyangkal. Menurutku, apresiasi itu bermakna sangat luas loh. Nggak hanya berkonotasi baik, bisa juga buruk. Apresiasi negatif. Ganjil, memang. Bilangan bulat aja ada positif-negatif. Boleh dong apresiasi juga begitu. Yang negatif selalu dihindari, seperti kritik atau cemoohan. Itu juga apresiasi kan, yang negatif.
Sedangkan yang kita harapkan adalah apresiasi positif. Di mana seluruh usaha kita melakukan sesuatu sebanding dengan apresiasi yang didapatkan. Kamu bangun pagi dan nggak telat masuk kelas, kamu ingin kan dapet sedikit saja pujian dari temanmu ‘Wah, hebat. Akhirnya nggak telat juga’.
Kamu agak sibuk dengan ini-itu, daripada dapat kritik yang akan merusak mood, kamu sesekali ingin ada yang bilang ‘Kamu sibuk banget. Hebat ya bisa mengatur waktu’. Nggak segampang itu emang. Karena temen kamu yang bilang itu pasti merasakan ‘apresiasi negatif’ dari kesibukan kamu. Makanya dia bilang ‘Kamu sibuk banget. Kamu jauh banget sekarang’.
Ada lagi apresiasi netral. Ini sih nggak menimbulkan komentar apapun. Hanya ada pengamat yang mengamati dari jauh dan mengomentari setiap sesuatumu itu sendirian. Tapi kamu tahu kalau kamu sedang diamati. Kamu senang karena ada yang perhatian. Atau kamu malah berpikir si pengamat ini kepo banget, mengganggu. Ini aku masukkan ke apresiasi netral karena tidak ada aliran positif atau negatif yang kamu terima. Kamu bisa asumsikan pengamat itu sebagai positif atau negatif, hanya berdasarkan asumsimu sendiri.
Sesuatu apapun yang kamu lakukan, aku cuma pengamat. Aku kehilangan, tapi aku harusnya mendukung. Karena ini juga yang aku ingin dapatkan. Kamu memberi perhatian untuk setiap sesuatu yang aku lakukan. Aku lelah dapat yang negatif terus. Aku-kah negatif atau aku mengasumsikan itu negatif?
Apresiasi itu tinggal menunggu waktu, aku menunggu waktu. Aku menunggu apresiasi. Kembali lagi pada konotasi awal, aku ingin apresiasi positif. Menunggu lagi

No comments:

Post a Comment

ANY COMMENT?