April 13, 2012

PHOTON - A

PHOTON bikin tangis pecah lagi.

Bangun pagi, hectic dengan persiapan yang ternyata masih setengah mateng, perubahan rencana di mana-mana, panik lalu asal ngebut, eh pas sampe kampus ternyata semua persiapan sudah terlaksana dengan sangat baik. Terlebih lagi udah ada mereka-mereka yang lebih dulu sampai. Nggak cukup sampe situ, terkejut ngeliat temen-temen dari temen-temen yang bersedia bantu siap-siap, bolak-balik, riweuh bareng, hingga ikut meramaikan jadi peserta !

Terima kasih tanpa batas kepada:
Ema yang bantuannya lebih dari banyak
Rosita yang sengaja nggak ikut kelas demi bantu divisi ini
Yasinta yang pertama kali ada buat bantu teknis
Ijul dan Cynthia yang dipaksa jaga registrasi padahal mau pulling
Kresna yang selalu siap sedia kapanpun dibutuhkan
Hanny Putri yang capek riwa-riwi tapi tetep mau mengabadikan setiap momen
Faridel yang berusaha kuat menyembunyikan kecewanya biar jadi optimis
Aji yang dengan hebat mampu bikin panitianya mengeluarkan kompetensi terbaiknya
Jaaki, Arief, Mila, Ayunda yang bersedia datang di tengah sibuk-sibuknya
Mutia AS, Lara Rizka, Febby Mandira yang selalu ada di garda terdepan untuk dukung semaksimal mungkin
Andin yang mau kena bujuk rayu Cenya untuk ikut workshop
Ajie yang mau bantu ngeprint daftar nama peserta jauh ke gang senggol
Trie, Aze, Flo yang mau dateng ngebantu meramaikan
Uci yang selalu kontrol dari jarak jauh
Seluruh panitia PHOTON yang secara masif ikut bantu mempublikasikan acara


Ternyata yang dibutuhkan adalah dukungan sebagai pegangan untuk melejitkan semangatnya. Mereka, teman-teman, adalah orang-orang pertama yang pastinya akan selalu dukung, apapun kesalahan yang pernah ada. Nggak ada alasan lagi buat minta satu orang, jika tanpa diminta pun lebih banyak orang akan selalu siap untuk ada.

Kata orang, cara mudah melihat mana yang temen dan mana yang kenalan, adalah kehadirannya ketika susah. Mudahnya, ini bisa jadi bukti kasar, siapa aja yang masih tetap mendukung ketika keadaan tidak mau mendukung.
Ketika lelah, ada temen yang mau mendengar. Ketika tangis mau pecah karena terlalu lama terendap, ada sentuhan di bahu yang bikin kuat. Ketika rasanya mau berhenti, ada yang mau ikut lari bersama.

AH TERHARU :""")

Hmm, kalau sukses itu diukur dari tercapainya target, kali ini lebih baik dibilang nggak sukses daripada kehadiran hati nggak boleh ikut campur dalam proses.

No comments:

Post a Comment

ANY COMMENT?